Inilah kali kedua kami menceritakan tentang Gede – Pangrango. Jika pada pengalaman kami yang 2009, maka kali ini kami menceritakan tentang pengetahun atau informasi yang kami dapatkan hasil berkemah disana. Yuk langsung aja…
Gunung Gede dan Gunung Pangrango terletak di Jawa Barat. Puncak-puncaknya terlihat dari Cibodas. Gunung Pangrango berbentuk segitiga runcing sedangkan Gunung Gede berbentuk kubah. Ada 3 jalur utama pendakian menuju Gunung Gede dan Gunung Pangrango: jalur Cibodas, jalur putri dan Jalur Salabintana.
Jalur Cibodas
Dari arah Jawa/Bandung naik Bis jurusan Jakarta atau Bogor yang lewat puncak
Turun di pertigaan Cibodas, lalu naik angkot ke Cibodas.
- Pos Penjagaan – Telaga Biru = 20 menit
- Telaga Biru – Pos Panyancangan = 30 menit
- Pos Panyancangan – Air Panas / Pemandangan = 2 jam
- Air Panas – Kandang Batu = 20 menit
- Kandang Batu – Kandang Badak = 1 – 1,5 jam
Dari kandang badak ada 2 puncak yg bisa dituju:
- Kandang Badak – Puncak Gede = 1,5 – 2 jam
- Kandang Badak – Puncak Pangrango = 2 – 3 jam
Puncak Gede – Alun-alun Suryakencana = 30 menit
Alun-alun – Pos Penjagaan Putri = 3 – 4 jam (Turun lewat Jalur Putri)
NB = Air sepanjang Jalur Cibodas sangat berlimpah. Terakhir dpt ditemui di Kandang Badak.
Jalur Putri
Dari arah Jawa/Bandung naik Bis jurusan Jakarta atau Bogor yg lewat puncak
Turun di Pasar Cipanas, lalu naik angkot ke Putri.
- Pos Penjagaan – Buntut Lutung = 1 jam
- Buntut Lutung – Alun-alun Suryakencana = 3 – 4 jam
- Alun-Alun Suryakencana – Puncak Gede = 1 – 1,5 jam
NB = Air tidak sebanyak jalur Cibodas, hanya bisa ditemui dibawah, dan di Alun-alun Suryakencana. Pendakian ke Taman Nasional Gunung Gede – Pangrango saat ini harus dengan sistem booking, dimana para pendaki harus mencatatkan dirinya minimal 3 hari sebelum pendakian di Kantor TNGP Cibodas (untuk semua jalur). Dengan persyaratan membayar karcis masuk disertai fotocopy ktp asli yang masih berlaku. Pendakian dilakukan minimal 3 orang dalam satu grup.
Gunung Gede (2.958 mdpl) dan Gunung Pangrango (3.019 mdpl) adalah ikon utama bagi masyarakat Jawa Barat, asal bicara tentang aktifitas kegiatan camping dan naik gunung, sering kali yang ditawarkan adalah pendakian di Gunung Gede dan Gunung Pangrango, yang dapat di lalui dari Desa Gunung Putri dan Cibodas. Puncak-puncaknya nampak jelas terlihat dari Cibodas, Cianjur dan Sukabumi, Gunung Pangrango yang mempunyai jenis puncak runcing, dan Gunung Gede puncaknya berbentuk kubah. Kedua gunung ini termasuk dalam wilayah pengelolaan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP), yang berdiri pada tanggal 6 Maret 1980 untuk mengelola areal seluas 15.196 ha
Gunung Pangrango (3.019 mdpl) merupakan gunung api yang sudah tidak aktif lagi, sementara Gunung Gede (2.958 mdpl) tergolong Gunung Api dengan jenis Stratovolcano. Berikut data Gunung Gede menurut Smithsonian Institute dengan Global Volcano Programnya:
- Daerah : Jawa Barat
- Tipe Gunung : Stratovolcano
- Status Gunung : Historical
- Letusan Terakhir : 1957
- Ketinggian : 2958 m 9,705 feet
- Latitude : 6.78°S 6°47''0"S
- Longitude : 106.98°E 106°59''0"E
Jalur Cibodas
Perjalanan dimulai melalui sebelah pintu gerbang Kebon Raya Cibodas (1.425 mdpl), dengan mengikuti jalan disamping lapangan golf, dan kemudian kami berbelok ke kiri, sedikit mendaki dan menjumpai Kantor Resort TNGP Cibodas, yang merupakan gerbang TNGP, dimana kami mendaftar dan membayar tiket masuk. Kami kemudian mengikuti jalan setapak yang sudah diperkeras, dan disepanjang perjalanan dipenuhi rambu dan pal kilometer yang memudahkan perjalanan. Kami menuju Kandang Badak dan melalui hutan tropika yang indah. Kira-kira 1,5 km perjalanan dari Gerbang, kami dapati sebuah danau kecil yang dinamakan Telaga Biru (1.500 mdpl).
Kemudian kami jumpai Rawa Gayang Agung (1.600 mdpl), yang merupakan padang rumput dan tanaman perdu. Pada ketinggian 1.628 mdpl, kami sampai pada dipertigaan yang dinamakan Panyancangan Kuda, kira-kira 1 jam perjalanan dari Gerbang (KM 2,3). Berjalan kira-kira 10 menit dari Panyancangan kuda ke arah kanan, kami jumpai Air Terjun Cibeureum yang indah. Air Terjun Cibereum (1.675 mdpl) tingginya antara 40 - 50 meter, terdiri dari air terjun utama (Curug Cidendeng), juga ada dua air terjun yang lebih kecil (Curug Cikundul dan Curug Ciwalen). Air terjun ini juga salah satu tempat wisata yang paling sering dikunjungi di Kawasan TNGP. Bila kami ingin memasuki kawasan air terjun Cibeureum harus membeli tiket masuk.
Selanjutnya kami sampai di Batu Kukus (1.820 mdpl), dimana dapat kami jumpai sebuah pondok untuk berteduh. Berjalan sampai pada ketinggian 2.150 mdpl (kira-kira 2,5 jam perjalanan dari gerbang), kami sampai pada Pondok Pemandangan, dimana kami bisa beristirahat dan menikmati pemandangan sekitar. Hanya 5 menit berjalan dari pondok ini kami menjumpai air panas yang berasal dari sumber dekat Kawah Gunung Gede, dimana suhu air dapat mencapai 50°C.
Perjalanan kira-kira 3.5 jam dari gerbang, kami sampai di Kandang Batu atau Lebak Saat (2.220 mdpl). Ditempat ini banyak dijumpai batu yang berasal dari letusan Gunung Gede. Disini juga dapat dijumpai sebuah sumber air, juga tanah datar dimana kami bisa mendirikan tenda.
Setelah 4 jam perjalanan dari Gerbang, kami sampai di Kandang Badak (2.395 mdpl), dimana terdapat jalan bercabang, yang kekiri menuju puncak Gunung Gede (2 km lagi, 2 jam perjalanan), sedang yang ke kanan menuju ke Puncak Pangrango (3 km lagi, 3 jam perjalanan). Di Kandang Badak juga terdapat sumber air dan kami dapat berkemah. Kandang Badak berupa dataran yang terletak pada punggungan yang menghubungkan Gunung Gede dan Gunung Pangrango. Disini kami bisa menginap di shelter yang sudah bagus.
Puncak Pangrango terletak dalam hutan berlumut, jadi kami tidak bisa melihat pemandangan yang menarik, tetapi jika kami turun sedikit ke arah barat terdapat hamparan bunga Edelweis Jawa yang indah di area seluas 5 Ha, yang disebut Alun-alun Mandalawangi.
Dalam perjalanan ke Gunung Gede dari Kandang Badak, pada ketinggian 2.475 mdpl kami jumpai persimpangan kekiri menuju Kawah Gunung Gede. Kawah Lanang kami jumpai disisi kiri jalan setapak ini, sementara Kawah Ratu (2.750 mdpl) dan Kawah Wadon disebelah kanan. Disekitar kawah ini kami jumpai bunga Edelweis Jawa, dan kadang juga burung Rajawali Jawa (Spizaetus Bartelesi) yang terbang melintasi kawah.
Mendekati puncak Gunung Gede pepohonan semakin berkurang, kemudian hanya lahan gersang yang belum ada tumbuhan, hal ini diakibatkan kegiatan kawah berapi Gunung Gede, yang seringkali mengeluarkan gas berbau belerang. Sesampai di puncak Gunung Gede kami dapat menyaksikan pemandangan yang sangat indah karena kami bisa melihat kawah-kawah disekitar puncak, Gunung Pangrango dan Gunung Gumuruh serta pemandangan kota-kota, gunung-gunung di Jawa Barat, dan Selat Sunda dikaki-kaki langit.
Dari puncak Gunung Gede bila kami turun kearah Tenggara kira-kira 1 jam perjalanan, kami menjumpai dataran seluas 50 Ha yang terletak di antara Gunung Gede dan Gunung Gumuruh, yang sebagian besar dataran ditutupi oleh bunga Edelweis Jawa, tempat ini dinamakan Alun-Alun Surya Kencana (2.800 mdpl). Tempat ini sangat disukai oleh para pendaki sebagai tempat berkemah. Pada musim hujan, disini terdapat mata air.
Dari Alun-alun Surya Kencana kami dapat meneruskan perjalanan turun kearah kiri (utara) menuju Pos Gunung Putri di Cianjur atau kearah kanan (selatan) menuju Selabintana di Sukabumi.
Jalur Gunung Putri (Cianjur)
Untuk mencapai Pos Gunung Putri sebagai awal pendakian, dari arah Bogor atau Jakarta kami naik Bis jurusan Cianjur/Bandung, atau sebaliknya dan turun di Pasar Cipanas. Perbekalan pendakian sebaiknya kami persiapkan di Cipanas ini. Fasilitas telpon interlokal terdapat di Cipanas. Di Cipanas terdapat Istana Musim Panas Kepresidenan yang indah. Penginapan banyak terdapat di Cipanas, yang juga merupakan kawasan wisata dengan sumber air panasnya yang terkenal.
Dari Terminal Cipanas kami naik minibus ke Desa Sukatani, sejauh + 4,5 km. Di desa ini terdapat Kantor Resort TNGP Gunung Putri, dimana kami meminta keterangan. Air bisa kami peroleh di desa ini. Kemudian kami meneruskan perjalanan dengan meninggalkan desa, sejauh 200 meter melewati perladangan dan kami jumpai Pondok Jaga Taman Nasional Gede Pangrango, dimana kami melaporkan pendakian dan membeli tanda masuk.
Di Pos Jaga yang telah dilengkapi fasilitas listrik ini, kami bisa bermalam, dengan biaya sukarela saja. Tetapi pada hari-hari libur Pondok Jaga ini sering penuh, dan kami bisa bermalam dirumah-rumah penduduk, untuk itu bisa menghubungi petugas (Kepala Resort TNGP Gunung Putri).
Pendakian kami mulai di Pos Jaga Gunung Putri (1.450 mdpl), melewati perladangan, kemudian kami melewati hutan pinus yang merupakan Hutan Produksi yang dikelola oleh KPH PERHUTANI Cianjur dimana kami menyeberangi sungai kecil. Medan mulai sulit dan terjal, selanjutnya kami memasuki hutan tropika, dan pada ketinggian 1.850 mdpl, kami sampai di Tanah Merah, dimana kami jumpai sebuah Pos Penerangan Taman Nasional Gede-Pangrango yang sudah tidak terpakai.
Di perjalanan kami melewati Legok Lenca (2.150 mdpl) dan Buntut Lutung (2.300 mdpl), serta menemui dua buah pondok masing-masing di Lawang Seketeng (2.500 mdpl) dan di Simpang Maleber (2.625 mdpl). Jalur mulai curam di sekitar Lawang Seketeng ini, dan Simpang Maleber terdapat simpangan jalan ke kiri, tetapi kami harus mengambil jalur lurus untuk menuju Alun-alun Surya Kencana.
Dari Simpang Maleber kami terus mendaki, sampai mencapai sebuah pondok di Alun-alun Timur (2.800 mdpl). Kemudian kami melewati padang rumput dan padang Bunga Edelweis Jawa Alun-alun Surya Kencana.
Jalur Selabintana (Sukabumi)
Jalur Selabintana adalah jalur yang paling panjang, curam, menantang sekaligus melelahkan. Sejak bulan Desember 1995 jalur ini ditutup, karena terdapat longsoran. Demi keselamatan, sebaiknya jalur ini dipilih bila kami sudah cukup berpengalaman, atau dengan pemandu yang handal. Selabintana, terletak 7 km dari Sukabumi. Perbekalan pendakian sebaiknya kami penuhi di Sukabumi.
Selabintana (960 mdpl) merupakan kawasan wisata alam, dan banyak dijumpai Hotel dan Penginapan, juga rumah penduduk yang disewakan. Kawasan Selabintana ini bisa menjadi alternatif bagi kawasan wisata Puncak-Ciloto-Cipanas yang sudah sangat padat. Fasilitas telpon kartu terdapat di Hotel Selabintana, yang merupakan hotel terbesar dengan fasilitas kolam renang dan lapangan golf.
Di Selabintana terdapat Air Terjun Cibeureum, tingginya 70 meter dan Air Terjun Curug Sawer yang tingginya 30 meter yang merupakan air terjun tertinggi dan terindah di kawasan TNGP. Kalau kami ingin menikmati pemandangan indah di Situ Gunung, dari Sukabumi kami naik Angkota No. 8 sejauh 4 km ke Cisaat dan dari Cisaat naik jurusan Cijagung sejauh 8 km. Dari sini kami perlu berjalan 1,5 km, atau dengan ojek untuk sampai di pinggir danau.
Untuk mencapai Selabintana, dari Terminal Sukabumi kami naik Angkutan Kota (Minibis) turun di Bhayangkara, dilanjutkan dengan Angkutan Kota jurusan Selabintana dan turun Hotel Selabintana. Kami harus berjalan lagi 45 menit melintasi jalan setapak dan Perkebunan Teh "Goalpara", untuk mencapai Pos Resort TNGP Selabintana. Pos ini bisa dicapai langsung dengan mobil, atau dari Sukabumi kami bisa mencarter Angkutan Kota. Dekat Pos terdapat Bumi Perkemahan dan yang sangat menarik adalah Air Terjun Selabintana, yang merupakan Air Terjun paling tinggi di kawasan TNGP.
Setelah melapor ke Pos Resort TNGP Selabintana, kami mulai mendaki melalui hutan alam selama 20 menit dan sampai di Pos Citinggar (1.000 mdpl). Selanjutnya jalan mulai menanjak dan curam, dan kami melewati Citinggar Barat (1.175 mdpl). Dari sini medan semakin curam, dan kami melalui daerah dimana sekarang terdapat longsoran, Cigeber (1.300 mdpl) dan sampai di Cileutik (1.500 mdpl). Dari Pos Selabintana menuju Cileutik ini diperlukan waktu 5-6 jam, dan diperlukan 4 jam lagi melalui punggungan lereng selatan yang berbatu, untuk sampai di punggungan antara Gunung Gede dan Gunung Gumuruh. Dari punggungan ini kami turun dengan elevasi sekitar 200 m untuk mencapai Alun-alun Surya Kencana.
Berikut beberapa foto yang kami peroleh saat fajar. Begitu mengagumkan dan betapa kami dapat menyadari kekuasaan Allah SWT meliputi langit dan bumi.
Malam menjelang pagi
Sekian pengalaman kami, nantikanlah cerita kami berikutnya. Semoga, pengalaman dan informasi yang kami alami bermanfaat buat teman teman. Aamiin
Salam Rimba!