Background

Saya merasa takut untuk berada dibawah sinar matahari karena berlubang nya lapisan Ozon. Saya merasa takut untuk bernafas karena saya tidak tahu ada bahan kimia apa yang dibawa oleh udara. Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang-binatang liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu-kupu, tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini ketika anda sekalian masih berusia sama seperti saya sekarang?”
Kalimat-kalimat di atas adalah beberapa cuplikan dari sebuah pidato menakjubkan yang dibawakan oleh Severn Cullis-Suzuki dalam sebuah forum lingkungan hidup internasional PBB di Rio De Jenairo tahun 1992. Pidato itu adalah salah satu pidato bertemakan lingkungan yang paling inspiratif di seluruh dunia. Kata-katanya tajam, penuh semangat, berani, dan yang paling unik: dibawakan oleh seorang gadis cilik berusia 12 tahun!
Jujur saja, pidato tersebut benar-benar berkesan dalam diri kami.Tiap mendengar berita  tentang pemanasan global, atau kerusakan lingkungan yang semakin parah di tanah air sendiri. Hutan-hutan yang menggundul, CO2 yang semakin pekat di udara, cuaca yang tak menentu, banjir yang rajin datang tiap awal tahun, dan segudang permasalahan lainnya.Kami membayangkan:
“Bagaimana kalo ketakutan Severn suatu saat benar-benar terjadi? Tak ada lagi hutan rimba tropis penuh dengan kumpulan binatang liar, serta burung dan kupu-kupu untuk dilihat anak cucu di bumi pertiwi.
Astaga! Takut sih.Tapi bingung. Apa yang harus dilakukan? Bisa kita apa? Bagaimana caranya!?”
Oke. Lupakan sejenak kebingungan tentang permasalahan di negeri kita.Mari, ikuti kami mengintip negeri lain untuk mencari inspirasi.
Namanya Belanda, sebuah negeri mungil di Eropa bagian barat laut yang konon keadaan alamnya tak seberuntung negeri kita.
Tak ada dataran tinggi berbukit-bukit, pegunungan, atau hutan lebat tropis yang indah di Belanda.Seperempat daratan nya malah berada di bawah permukaan air laut.Daratannya juga merupakan delta tempat bermuara sungai-sungai besar yang mengalir di daratan Eropa.Dengan keadaan seperti itu, selama ribuan tahun, negara itu harus dipusingkan oleh ancaman gelombang air laut dan banjir.
Untunglah mereka bekerja keras melakukan sesuatu untuk membenahi keadaan.Mulai dari pembuatan pematang raksasa (Duinen), kincir angin, polder, tanggul/dam, sampai yang terbaru yaitu pembangunan proyek tanggul-tanggul raksasa Zuiderzee Works dan Delta Works.
Hasilnya? Daratan datar yang kering, nyaman untuk ditinggali, dan jangan lupa bahwa ada hiasan kincir-kincir angin yang cantik, dan bangunan tanggul yang menarik untuk dikunjungi seperti Zuiderzee-Delta Works (salah satu 7 keajaiban dunia modern menurut American Society of Civil Engineers) atau tanggul di Noordwijk yang dibangun dengan konsep “Dike in Dune”, (tanggul yang ditutupi dengan pasir atau tumbuh-tumbuhan agar tampak menyatu dengan bukit pasir di daerah pantai sekitar)
Boleh jadi, usaha berabad-abad untuk menciptakan daratan dan lingkungan yang aman membentuk kebiasaan si negeri Tulip untuk mencintai lingkungan, terlebih dengan gencarnya isu pemanasan global dan kerusakan lingkungan saat ini.
Lihat saja, belakangan ini pembangunan di Belanda mulai diarahkan menuju konsep eco-friendly,hemat energi, serta solutif terhadap masalah pemanasan global. Floatable Houses misalnya. Ya,seperti namanya (float), hunian cantik berwarna-warni itu memang mengapung di atas air. Dibangun sebagai langkah kreatif mengatasi masalah banjir atau naiknya permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub karena pemanasan global.
Pemerintah Belanda saat ini pula sedang mendalami konsep Zero Energy Houses, yaitu perumahan yang mengedepankan penghematan konsumsi energi. Sumber energi yang digunakan akan berasal dari tenaga surya, angin, air atau bio massa, sehingga dapat mengurangi emisi gas karbon di udara.
Ada pula inovasi pemasangan teknologi “Heat Exchanger” pada bangunan. Teknologi ini memungkinkan disimpannya energi dingin atau panas di dalam tanah. Pada musim panas, energi dingin yang tersimpan di musim dingin sebelumnya akan dialirkan untuk mendinginkan ruangan, begitu juga sebaliknya, pada musim dingin, ruangan akan dihangatkan oleh energi panas yang tersimpan di musim panas yang lalu. Dengan teknologi ini, berapa persen energi yang bisa dihemat? 60-80 %! Teknologi ini sudah dipasang di Universitas Groningen dan rencananya juga akan dipasang pada bangunan-bangunan di kota Utrecht.
Nah, rupa-rupanya selain menciptakan bangunan kreatif ramah lingkungan, Belanda giat pula melakukan inovasi “hijau di bidang-bidang lainnya.Di bidang ICT (Information and Communication Technology) misalnya, konsep Green ICT sedang getol-getolnya digagas. Seperti apa sih? Ternyata, bukan komputer atau kabel-kabel berwarna hijau. Melainkan gagasan bagaimana agar penggunaan energi teknologi komputer dapat seefisien mungkin, sehingga penghematan energi dapat tercapai dan emisi karbon di udara pun dapat berkurang.
(Sekedar informasi: pemakaian ICT di sana memang cukup tinggi, sebagai contoh; sekitar 80 % rumah tangga memiliki akses komputer dan internet)
Di bidang sarana transportasi, sebuah inovasi dilakukan dengan membangun stasiun publik untuk meng-charge baterai sepeda dan scooter listrik.Uniknya, stasiun yang pertama kali dibangun di Zernike Campus, Groningen tersebut menggunakan sumber energi yang berasal dari tenaga surya atau angin. Para pemilik kendaraan pun tidak dikenai biaya sama sekali. Gratis!
Negeri Kincir Angin juga menyadari pentingnya sumber energi yang green dan sustainable, maka dari itu dibangunlah “Windmill Park Egmond and Zee”, yang merupakan taman kincir angin di laut pertama bagi Belanda. Proyek yang memanfaatkan energi angin ini terdiri atas 36 kincir angin berskala besar yang mampu menyediakan energi untuk 100.000 rumah tangga.Hebat bukan?
Sekarang, mari kita menuju ke ibukota Belanda; Amsterdam. Ada multiproyek ramah lingkungan terbaru di sana yang akan selesai pada akhir tahun 2013 ini bernama “Amsterdam Smart City”.
Tujuan proyek ini adalah  mengurangi kadar CO2 di kota Amsterdam, dan ditargetkan pada tahun 2025 emisi karbon yang berkurang adalah sebanyak 40 %.   Satu hal yang membuat saya terheran-heran adalah: proyek ini melibatkan semua pihak (pemerintah, perusahaaan swasta, bank, wirausaha, institut riset, bahkan masyarakat). Wow!
Salah satu fokus proyek ini adalah pentransformasian  Utrechtsestraat, daerah perbelanjaan utama pusat kota, menjadi lebih ramah lingkungan, salah satunya dengan menyediakan  truk-truk elektrik non-polusi yang akan mengangkut sampah-sampah di sepanjang jalan perbelanjaan tersebut. Contoh proyek-proyek lainnya adalah penyediaan 300 power hookups untuk meng-charge mobil elektrik yang tersebar di seluruh kota, sistem manajemen energi yang lebih efisien untuk 500 rumah tangga,  dan sebanyak 728 rumah tangga akan diberikan bantuan keuangan dari beberapa bank untuk membeli peralatan hemat energi, mulai dari lampu pijar sampai atap berpanel surya ultra efisien.
Sudah itu saja keajaibannya? Masih banyak kok. Ada WarmCO2Energy Ball,  Dutch RainmakerBionof Green Gas HubNH2 Hydrogen Powered TractorsBiomass Chicken Poop Power,  Nereda Technology, dan masih banyak lainnya.
Nah, apa yang kita pikirkan setelah mengintip beberapa keajaiban di negeri Belanda tadi?
Mungkin ada yang berpikir,Wah betapa pintar ahli bangunan , ahli teknologi, atau ahli-ahli lainnya dari Belanda. Betapa hebat pengetahuan mereka!.
Tapi, adakah yang sebelum itu berpikir,Luar biasa, betapa hebat karakter orang-orang Belanda!?
Ada pepatah Belanda bilang: “Kennis Is Macht, Maar Karakter Is Meer”, atau “Knowledge is Power, but Character is More”.
Karakter lebih powerful daripada pengetahuan. Begitu pentingnya karakter juga dituturkan oleh seorang penulis buku motivasi terkenal, Stephen Covey: 
“Taburlah karakter, dan tuailah takdir”
Ya. Sukses berhubungan erat dengan karakter sang pembuat sukses. Pengetahuan adalah pelengkap karakter untuk melahirkannya.
Kita terkagum-kagum, membayangkan betapa hebat ilmu pengetahuan yang orang-orang Belanda miliki untuk menciptakan keajaiban-keajaiban membenahi lingkungan. Padahal kalau kita melihat jauh lebih dalam lagi, setiap jengkal benda-benda ajaib itu merupakan perwujudan dari kombinasi karakter para penciptanya(kepedulian terhadap lingkungan bangsanya, kerja keras agar impian itu tercapai, ketekunan dan kesabaran menjalani proses yang panjang, semangat untuk melalui segala macam rintangan , dan kerendahhatian untuk mengumpulkan pengetahuan).
Belanda memang tidak memiliki hutan rimba tropis, pegunungan, bukit-bukit, dan pemandangan hijau sejauh mata memandang. Tapi anehnya, saya  merasa, karakter-karakter mereka yang terwujud pada semangat dan setiap aksi orang-orangnya untuk menjaga lingkungan negeri, bahkan lebih “hijau” daripada bangsa kita sendiri.
Kembali ke pertanyaan awal,
“Apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki lingkungan sekitar, mengurangi pemanasan global, atau menjadikan negeri kita lebih baik?
Yuk, jangan mau kalah sama Belanda, mari kita merintis langkah untuk menciptakan keajaiban kita sendiri.Awali dengan menumbuhkan karakter “hijau”, cinta dan peduli akan lingkungan negeri. Tak apa kalau mau meneladani karakter-karakter yang dimiliki orang-orang Belanda untuk meraih sukses-sukses mereka, tentu  dengan tetap mempertahankan  karakter asli dan jati diri bangsa.
Nah, setelah karakter, barulah kita cari kekuatan berikutnya (ilmu pengetahuan). Negara itu sungguh kaya akan ilmu pengetahuan, jadi tak ada salahnya kita membaca-baca buku, majalah, atau mencoba berkawan akrab dengan Paman Google untuk memperkaya ilmu kita dari Belanda. Dan kalau tekad untuk memperoleh pengetahuan itu begitu kuat, jangan hanya mengintip saja, ciptakan kesempatan itu! “curi” lah ilmu nya! Terbang dan belajarlah langsung ke sana!
Belanda tempat yang tepat kalau kita ingin mempelajari pembangunan berkelanjutan, penanganan masalah lingkungan, air, energi, atau bioteknologi.  Mempelajari ilmu-ilmu itu akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki masalah lingkungan dan pemanasan global di negara kita. Eh, tapi bukan berarti ilmu-ilmu lainnya tak hebat, 11 universitas riset Belanda berada di peringkat 200 dunia.  Sistem pendidikannya juga diakui secara internasional. Apapun ilmu yang dicuri di sana, toh pasti sangat berguna untuk membangun negeri kita.
Pergi ke sana juga tak mesti mahal, karena banyak sekali beasiswa yang ditawarkan oleh pemerintah Belanda dan universitas-universitasnya. Negara itu merupakan negara Eropa pemberi beasiswa terbesar ke dua bagi Indonesia.Kabar baiknya, perbandingan kemungkinan beasiswa kita diterima adalah 1:5 (tak sesulit ujian masuk PTN bukan? Nah, ayo kunjungi  informasi studi dan beasiswa-beasiswanya di sini, di sini , atau di sini)
Satu lagi, bahasa tidak akan menjadi kendala studi. Tahukah? Sekitar 95 % orang-orang Belanda bisa berbahasa Inggris.  Dan dari 1485 program studi internasional yang ditawarkan,  sebanyak  99,25 % menggunakan bahasa  Inggris sebagai bahasa pengantar dalam proses perkuliahan.
Sekarang,mariikut saya membayangkan menjejakkan kaki di Belanda, menghirup ilmu pengetahuan sedalam-dalamnya, mempelajari  karakter, polapikir, kebudayaan ribuan orang dari berbagai kultur, dan tentu saja bisa melihat plus menyentuh langsung inovasi-inovasi ajaib yang  dilakukan oleh orang-orang Belanda untuk negeri mereka.
Demikianlah yang menjadi latar belakang kami dalam membuat Blog ini. Melalui Blog ini, kami berusaha mencontohkan kegiatan sekolah kami yang berhubungan dengan lingkungan baik itu merupakan perjalanan berupa ekspedisi alam, tanam-menanam didalam dan dilsekitar lingkungan sekolah, maupun karya-karya reuse barang-barang bekas yang mudah-mudahan dapat dicontoh sekolah lain betapa nikmatnya dekat dengan lingkungan. Kemudian, juga kami tampilkan quotes-quotes (Insya Allah update setiap harinya) yang Insya Allah bisa memotivasi pembaca Blog ini untuk terpanggil hatinya agar lebih menyukai alam dan menciptakan sesuatu hal baru untuk terus menghijaukan bumi. Aamiin